Rabu, 10 November 2010

Resensi Film "August Rush"


Ini bisa dikatakan salah satu film terbaik yang pernah saya tonton, banyak sekali inspirasi yang saya dapatkan sehabis menonton film drama musikal ini. Tidak mudah membuat sebuah film musikal. Sebuah usaha gagal sudah ditunjukkan oleh film seperti Bukan Bintang Biasa misalnya. Namun bila berhasil, efeknya luar biasa. Inilah yang akan Anda rasakan dengan film ini.

Ada dua tipe film musikal, yang pertama adalah gaya Broadway, dengan dialog yang dinyanyikan. Yang kedua adalah yang seperti film ini, dengan mengambil musik sebagai tema sentral meskipun tidak menyanyikan dialognya. Kedua jenis film ini selalu dipenuhi oleh aransemen musik, yang memang menjadi kekuatannya, selain cerita tentunya.
AUGUST RUSH adalah film drama musical yg benar-benar beda dgn film drama musical yang pernah ada. Walau ceritanya mudah ditebak, tp jalan cerita ini mengalir dengan indah, mudah dipahami & diiringi dengan musik yang indah. Ini memang film musical, namun dialognya tedak diisi dengan nyanyian seperti ala broadway.

Film ini dipenuhi dengan musik yang indah, klasik berpadu dengan rock, gospel, musik gerejawi dengan orgel. Semuanya dipadukan dengan indah. Kekuatan film ini memang bukan di skenarionya, yang cukup sederhana dan mudah diikuti, bahkan mudah tertebak, kecuali pada dialog-dialog yang memang membicarakan tentang keagungan musik. Musiknyalah yang membawa Anda untuk memahami isi cerita.


Sayangnya kelemahan film ini justru ada pada pemeran utamanya, sang August Rush, Freddie Highmore. Sewaktu ia menjadi konduktor, ia kelihatan kurang berwibawa seperti halnya seorang konduktor semestinya. Namun Anda tidak perlu kecewa, karena pemeran utama sesungguhnya dari film ini adalah musik itu sendiri.

Film ini bercerita tentang Lyla Novacek (Keri Russell) seorang pemain celo (cellist) terkenal. Ayahnya ingin ia terus maju &mengadakan konser demi konser. Saat Lyla sedang berada dipesta temannya, ia bertemu dgn Louis Connelly (Jonathan Rhys Meyers) diatap rumah temannya. Louis adalah pria tampan yg jago memainkan gitar &jg vokalis band. Pertemuan itu membuat mereka saling jatuh cinta, apalagi ke-2nya sama2 mencintai musik. Louis mengajak Lyla utk bertemu disalah satu tempat, namun sayang, ayah Lyla memaksanya utk pergi dari kota itu demi sbuah konser. Louis sgt sedih karena berpisah dgn Lyla, sejak saat itu ia mulai berhenti bernyanyi. Tak disangka, pertemuan Lyla &Louis malam itu mbuat Lyla mengandung. Sayang, Lyla mengalami kcelakaan shingga harus kehilangan bayinya. Sebelas tahun kemudian, ayah Lyla sekarat dirumah sakit. Lyla sgt terkejut saat ayahnya bilang bhw sbenarnya bayi yg dikandung Lyla dulu belum meninggal, ayahnya menitipkan bayi itu dipanti asuhan demi karir Lyla. Disinilah cerita ini dimulai, Lyla mencari anaknya yg entah dimana.

Sementara itu, bayi Lyla yg dititipkan dipanti asuhan itu, kini menjadi seorang anak laki-laki bernama Evan Taylor (Freddie Highmore). Bagi Evan, gemuruh angin, gemerisik dedaunan adalah musik. Ia percaya bahwa musik akan mbawanya ke ortunya. Evan melarikan diri dari panti asuhan, ia mengikuti seorang penyanyi jalanan seusianya hingga ke markasnya. Disana ia bertemu dgn pria aneh bernama Wizard (Robin Williams). Sejak ia mdengar Evan bermain gitar dgn hebat, Ia berfikir bhw Evan ladang emasnya. Wizard mengganti nama Evan menjadi August Rush. Makin hari, bakat alami August kian berkembang. Lyla akhirnya berhasil mendapatkan info mengenai siapa anaknya & bgmn wajahnya, namun ia tdk tahu dimana harus menemukannya, sementara Evan sudah berganti nama. Louis mengira Lyla sudah menikah sehingga ia memutuskan untuk pergi keluar negri.

Ceritanya cukup sederhana, tentang seorang anak yang percaya dengan musik. Ia adalah seorang anak yang tinggal di panti asuhan dan ia percaya kecintaannya pada musik diberikan oleh kedua orang tuanya. Ia bisa mendengar musik dari desauan angin, gemericik air, bahkan kilau cahaya. Seluruh alam ini adalah musik baginya. Dan ia percaya, jika ia mengikuti musik itu, ia akan menemukan orang tuanya.

2 komentar: