Bagi kita-kita yang tinggal di Indonesia ini, sepertinya istilah "bispak" menggambarkan perempuan yang murahan, gampangan, gampang berhubungan seks dengan laki-laki. Sepertinya istilah bispak merupakan suatu pejorative (kata hinaan).
Dan kata bispak biasanya lebih identik dengan kaum hawa, padahal sebenarnya tidak sedikit juga laki-laki yang bisa dikatakan bispak. Cewek bispak makin banyak beredar di kota-kota baik dari kalangan ABG sampai kalangan dewasa, Bispak khususnya cewek SMU, kalangan Kampus yang sering disebut dengan sebutan “Ayam Kampus” dan juga cewek bispak – bispak lainnya ( cewek dugem , cewek kantor , dll).memang bagi pria hidung belang cewek bispak menjadi makanan terlezat bagi pria – pria nakal khususnya para lelaki beristri yang ingin mencari hiburan yang terlarang ini.
Bukan hal dan kata asing di telinga orang Indonesia. bispak atau wanita pelacur kerap jadi momok dan problem bangsa yang tidak berkesudahan. Kenapa mereka harus bertindak demikinan, Banyak tesis dan perbincangan ilmiah berkesimpulan kalau perkerjaan sex komersil disebabkan banyak faktor diantaranya :
1.Faktor ekonomi
faktor ini 80% mnjadi alsan knapa bnyak para “bispak” terus mengeluti pekerjaan itu.
2.faktor lingkungan.
hal ini didorong oleh pergaulan atau salah gaul, atau bisa jadi faktor broken home, masalah berat, dll.
Setelah diusut, sebenarnya Bispak merupakan singkatan dari kata “Bisa Pakai”. Kata ini mulai populer di pertengahan 90an, dan biasanya digunakan sebagai kode rahasia untuk menyebutkan wanita / pria yang bisa “dipakai” (baca : ditiduri), tapi mereka sendiri tidak mau disebut PSK (Pekerja Seks Komersial), karena seringkali mereka melakukan hal itu “just for fun” atau mungkin untuk mendapatkan sebuah kedudukan.Tidak jelas siapa yang mempopulerkan kata ini tapi dari penelusuran saya, kata ini sudah akrab dan sering digunakan oleh para Eksmud (Eksekutif Muda) Jakarta sekitar tahun 96an.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar